Ia menambahkan, semangat Resolusi Jihad inilah yang mengobarkan api perjuangan bangsa sehingga seluruh elemen masyarakat — laki-laki, perempuan, tua maupun muda — bersatu melawan penjajah. Dari momentum itu pula kemudian meletus Peristiwa 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
“Kini bangsa Indonesia telah merdeka. Kita bisa beraktivitas dengan tenang dan aman tanpa dentuman meriam atau ancaman senjata. Ini semua adalah nikmat besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, hasil perjuangan para syuhada, ulama, dan pahlawan bangsa,” ujarnya.
Bupati Yulianto juga menjelaskan bahwa pemerintah terus memperkuat perhatian terhadap dunia pesantren, salah satunya melalui Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren, yang mengatur adanya Dana Abadi Pesantren. Selain itu, sejumlah pemerintah daerah telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pesantren sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan lembaga pendidikan Islam tersebut.
“Semua ini menjadi bukti bahwa negara tidak menutup mata terhadap jasa besar pesantren. Negara berutang budi kepada pesantren dan para santri yang selama ini menjadi benteng moral bangsa. Kita juga bersyukur karena saat ini pesantren dilibatkan dalam berbagai program pemerintah, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG),” terang Yulianto.
Di akhir sambutannya, Bupati Yulianto berpesan kepada seluruh santri di Pasaman Barat agar tetap teguh dalam menuntut ilmu serta meneladani semangat perjuangan para santri terdahulu. (end)















