ADINEGORO, METRO – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mendapatkan kabar gembira sejak Rabu (24/4) lalu. Tim AR Center yang tengah melakukan rekap C1 hasil Pemilu 17 April lalu telah mendapatkan angka lebih dari 100 ribu untuk suara Andre Rosiade. Angka itu semakin deras mengalir seiring dengan terus masuknya C1 dari Sumbar 1.
”Alhamdulillah, sampai kemarin suara kami sudah tembus 100 ribuan. Mungkin akan terus bertambah dengan masih rendahnya persentase C1 yang masuk. Kami sangat-sangat berterima kasih kepada warga Sumbar yang telah memberikan pilihannya kepada kami dan Prabowo-Sandi,” kata Andre yang telah mengunci kursi pertama DPR RI Dapil Sumbar 1 ini.
Menurut Andre, baru beberapa Kabupaten/Kota yang C1-nya sudah 100 persen dari rekapitulasi yang digelar. Pertama adalah Kota Padang, dimana Andre mendapatkan hampir 70 ribu suara. Disusul Kabupaten Dharmasraya sekitar 23 ribu suara, Sijunjung 10 ribu suara dan Tanahdatar 7 ribu suara. Jumlah itu saja sudah menembus angka 110 ribu suara.
“Kami masih menunggu kelengkapan data C1 dari Kabupaten Pessel, Kepulauan Mentawai, Kabupaten Solok, Kota Padangpanjang, Kota Solok, Kota Sawahlunto dan Kota Sawahlunto. Di daerah-daerah itu, sekilas kami lihat juga lumayan suaranya. Mungkin awal pekan depan kita sudah bisa fiks-kan C1-nya dan menggelar jumpa pers resmi,” kata Andre.
Terkait dengan akan digelarnya pemungutan suara ulang (PSU) di 103 TPS di Sumbar Sabtu (27/4) ini, Andre meminta pemilih ramai-ramai mendatangi TPS. Memberikan hak suaranya yang kemarin tidak dihitung karena berbagai sebab. Dia meminta, jumlah peserta yang hadir, harus melebihi pemilihan sebelumnya.
Andre meminta KPU juga melakukan sosialisasi segera terkait pelaksanaan pencoblosan ulang ini. Seperti tetap mengirimkan surat undangan atau C6 kepada pemilih. Karena mungkin saja, pemilih tidak mengetahui, kalau TPS mereka diulang pemilihannya.
“Dari pengalaman PSU sebelum-sebelumnya, mungkin sulit membuat jumlah pemilih yang datang melebihi sebelumnya. Namun, kalau diintenskan sosialisasinya, tentunya orang akan banyak datang. Yang penting jangan sampai warga tidak tahu ada Pemilu ulang,” kata Andre yang juga ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Menurut Andre, banyak faktor yang menyebabkan PSU digelar. Seperti keterlambatan logistik, banyaknya pemilih ilegal atau dibiarkannya pemilih yang hanya memilih dengan e-KTP tanpa surat keterangan pindah memilih (C5). Hal itu perlu jadi evaluasi KPU, Bawaslu dan negara untuk memerbaikinya.
“Mungkin sosialisasi yang kurang, atau ada faktor-faktor lain yang harus dikaji. Kami lihat, banyak PSU digelar karena ramainya pemilih yang hanya pakai e-KTP. Mungkin karena kurangnya keterangan dari keputusan MK terhadap memilih boleh pakai e-KTP meski tak dapat undangan,” sebut jubir BPN Prabowo-Sandi ini. (r)