“Kegiatan ini bekerjasama dengan Dekranasda Kabupaten Solok serta melibatkan OJK, Bursa Efek Indonesia, Perbankan (Bank Nagari, BRI, BSI), BPR Gunung Talang Kabupaten Solok, Baznas, Disdikpora, DKUKMPP, dan Dinas Sosial,” tutur dia.
Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatera Barat, Kuartini Deti Putri, yang hadir mewakili Gubernur Sumatera Barat, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam memastikan seluruh lapisan masyarakat memperoleh akses yang setara terhadap produk dan layanan keuangan.
“Inklusi keuangan meningkatkan keamanan finansial masyarakat melalui akses terhadap produk seperti asuransi dan investasi. Pemerintah berkomitmen agar seluruh masyarakat Sumbar dapat merasakan manfaat digitalisasi keuangan,” ungkap Kuartini.
Ia juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap risiko dan legalitas instrumen investasi. “Kami ingin masyarakat, termasuk generasi muda dan pelajar, memahami bahwa investasi bukan sekadar tren, tetapi sarana membangun masa depan. Oleh karena itu, pahami risikonya dan berinvestasilah di tempat yang legal dan aman,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kuartini mengungkapkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Sumatera Barat telah mencapai 92,74 persen, sedangkan tingkat literasi keuangan baru mencapai 66,64 persen. Ia menyoroti perlunya penguatan ekosistem keuangan digital dan peningkatan literasi keuangan syariah yang saat ini masih di angka 13 persen.
“Diperlukan langkah konkret seperti analisis kendala inklusi keuangan, perencanaan yang menyeluruh, pemanfaatan agen perbankan, platform digital, serta pengenalan produk dan layanan keuangan yang relevan. Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk berkolaborasi dalam mempercepat pencapaian target inklusi keuangan nasional,” pungkasnya. (rgr)
