Meski perjalanan darat memakan waktu tiga hari, Hendri memiliki cara unik agar para atlet tidak jenuh. Mereka menganggap perjalanan itu seperti wisata olahraga (sport tourism).
Setiap singgah di objek wisata pada kota yang dilalui, tim menyempatkan diri latihan ringan sambil menikmati pemandangan dan objek wisata nan membuat suasana hati rileks.
“Kami tidak mau atlet stres atau lelah di perjalanan. Jadi kami buat suasana senang, seperti sedang berdarmawisata. Anak-anak tetap latihan ringan, tapi juga bisa menikmati perjalanan,” tambah Hendri.
Alhasil, tiba di Kudus, para atlet tetap segar dan penuh semangat. Upaya menjaga kondisi itu terbukti berhasil ketika pada hari pertama pertandingan, Sumbar langsung mempersembahkan dua medali: emas lewat Yusril Mahendra dan perunggu lewat Listiana.
Kisah perjuangan mereka menjadi bukti bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Dengan semangat dan kebersamaan, tim Sambo Sumbar membuktikan bahwa perjalanan panjang pun bisa menjadi bagian dari kemenangan.
“Perjalanan ini kami anggap bukan sekadar kejuaraan, tapi juga pengalaman berharga. Semua pengorbanan terbayar saat bendera Sumbar berkibar di podium,” tutur Hendri dengan mata berbinar (rom)
