Menurutnya, tidak mudah mengajak masyarakat untuk melakukan operasi katarak. “Masyarakat menganggap apabila belum buta maka belum mau operasi. Padahal kalau terlambat melakukan operasi katarak bisa menyebabkan glukoma dan tidak bisa lagi diambil tindakan operasi,” katanya.
Sebelum dilakukan operasi pasien harus diperiksa terlebih dahulu kondisi kesehatannya. Selain itu pantangan setelah operasi juga harus diperhatikan agar tindakan yang telah dilakukan bisa maksimal.
Site Support Manager SEML, Erwin Patrisa Floris menyatakan mengalokasikan sekitar Rp100 juta untuk kegiatan tersebut. “Ini bentuk kolaborasi bersama Pemkab Solok Selatan dalam sektor kesehatan. Tidak hanya penanganan stunting,” ujarnya.
Senada, Sekretaris Daerah Solok Selatan, Syamsurizaldi memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam program ini, terutama kepada pihak Manajemen SEML, RSUD, Dinas Kesehatan dan PERDAMI Sumbar.
“Mewakili kepala daerah kami mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya operasi katarak gratis. Semoga ini menjadi langkah cerdas dalam mengatasi angka kebutaan di Solok Selatan. Pasalnya, apabila dilakukan secara reguler melalui program BPJS Kesehatan, kita menghadapi keterbatasan dalam mencapai target mengatasi angka kebutaan,” sebutnya. **
















