PADANG ARO, METRO–Pemerintah menyebut pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Solok Selatan memberikan manfaat langsung kepada daerah. Hal ini disampaikan Direktur Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gigih Udi Atmo dalam kegiatan peresmian tajak sumur bor pertama unit II PT Supreme Energy Muara Labuh pada Kamis (16/10).
“Sejak 2019, proyek panas bumi 86 Megawatt hingga akhir 2024, tercatat PNPB lebih dari Rp 200 Miliar yang ditransfer ke daerah dalam bentuk DBH (dana bagi hasil), ada juga bonus produksi sebesar Rp 56 miliar untuk daerah sekitar. Ini manfaat langsung yang diterima daerah. Bagaimana pengembangan energi transisi ini memberikan manfaat langsung ke daerah,” kata Gigih.
Lanjutnya, Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi geothermal yang sangat besar, proyek di Muara Labuh adalah salah satunya yang berhasil. Kemudian, Solok Selatan juga memiliki potensi baru panas bumi. Dari penciutan wilayah kerja panas bumi dari seluas 56.000 hektar menjadi 2.000 hektar, ada potensi baru di Balun.
“Ini telah dlilakukan survey oleh PT Supreme dan dikembalikan kepada pemerintah. Ini bisa segera kita kembangkan dan setelah kembali ke Jakarta, melalui Dirjen kita laporkan kepada Menteri ESDM,” imbuhnya.
Menurut data yang disampaikan, potensi panas bumi di Balun ini diperkirakan sebesar 40 megawatt. Potensi lainnya juga ada didaerah lainnya di Sumatera Barat seperti di Pasaman, Pasaman Timur, Bonjol, Solok, dan lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Solok Selatan H. Khairunas memberikan apresiasi kepada PT Supreme Energy atas proyek panas bumi tahap II ini.
