Maigus menambahkan, kesiapsiagaan tidak hanya menyangkut teknis, tapi juga aspek spiritual masyarakat.
“Melalui program Smart Surau, rumah ibadah kita jadikan pusat pembinaan karakter dan penguatan nilai-nilai keagamaan. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya tangguh secara fisik, tapi juga mental dan spiritual,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, menyampaikan bahwa sosialisasi Drill Tsunami telah dilakukan di 8 kecamatan dan 55 kelurahan yang berada di zona merah tsunami. Berdasarkan peta risiko, 60–70 persen wilayah Kota Padang masuk kategori rawan tsunami.
“Setelah seminar ini, BPBD akan melanjutkan dengan Workshop pada 21–22 Oktober, sebelum puncak pelaksanaan Drill Tsunami 5 November mendatang. Kegiatan ini bagian dari misi ke-6 Pemerintah Kota Padang, yaitu memperkuat jaringan ketahanan bencana dan mendukung program unggulan Padang Sigap,” jelas Hendri.
Dengan langkah terukur dan partisipasi masyarakat, Pemko Padang berharap kegiatan ini menjadi momentum penting untuk membangun kota tangguh bencana, sekaligus meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi ancaman alam. (brm)
