Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyambut baik investasi besar tersebut dan menilai proyek ini akan memberikan dampak ekonomi dan lingkungan yang positif bagi daerah.
“Sumbar memiliki potensi panas bumi yang besar. Proyek ini menjadi bukti sinergi antara investasi global dan pembangunan daerah yang berkelanjutan,” ujar Mahyeldi.
Sementara itu, Bupati Solok Selatan Khairunas menyampaikan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap pengembangan Unit 2 yang dinilai mampu memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Sekitar 80 persen tenaga kerja yang terlibat merupakan warga lokal. Selain membuka lapangan kerja, kontribusi SEML terhadap PAD mencapai sekitar Rp30 miliar per tahun, dan diperkirakan meningkat menjadi Rp60 miliar dengan beroperasinya Unit 2,” katanya.
Dalam proyek ini, PT SEML menunjuk PT Plumpang Raya Anugerah sebagai kontraktor pengeboran serta menggandeng konsorsium Sumitomo Corporation, PT Inti Karya Persada Tehnik, dan PT Wasaka Mitra Engineering sebagai kontraktor EPC (Engineering, Procurement, and Construction).
Pembangunan PLTP Muara Laboh Unit 2 diperkirakan akan menciptakan 1.500 lapangan kerja selama masa konstruksi dan membuka peluang ekonomi baru bagi pelaku usaha lokal di sekitar wilayah operasi.
Selain di Solok Selatan, Supreme Energy juga mengelola PLTP Rantau Dedap di Sumatera Selatan berkapasitas 91,2 MW yang telah beroperasi sejak 2021, serta tengah menyiapkan eksplorasi panas bumi di WKP Rajabasa, Provinsi Lampung. (jef)
