Bupati Agam, diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Martias Wanto Dt Maruhun, membuka Bimtek Tenaga Assesment Gerakan Nagari Madani. Bimtek diikuti asesor dan tim monitoring assesment pelaksanaan Gerakan Nagari Madani, di Hotel Sakura Syariah Lubuk Basung, Selasa -Kamis (23-25 April). Kegiatan yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari (DPMN) ini, dihadiri kepala OPD, Camat se-Agam dan 94 peserta Bimtek. Sekda menyambut baik dilaksanakan kegiatan tersebut, karena sangat diperlukan untuk berikan pemahaman yang konkrit tentang Nagari Madani.
Gerakan Nagari Madani bukan hanya kerja pemerintah nagari saja, tapi juga peran semua elemen baik instansi kecamatan, OPD teknis maupun tenaga assesment. “Kita berharap bimtek tidak saja membahas tentang teknis assesment, lebih dari itu seyogyanya melahirkan terobosan inovatif dan kesepakatan formulasi,” ujar Martias.
Dikatakan, ada tiga aspek peran pemerintah nagari dalam mewujudkan Nagari Madani seperti, mengatur masyarakat dengan menerapkan aturan berlaku, mewujudkan pemerintahan nagari yang kuat, memberikan ruang lebih kepada tokoh adat dan agama.
Sehingga pemerintah nagari yang kuat sangat diharapkan di tengah pergeseran tatanan sosial, sebagai akibat benturan budaya lokal dengan budaya baru yang bisa memutus akar kesejarahan dan sendi khas kehidupan lokal.
“Perubahan budaya yang terjadi justru banyak bersifat merusak seperti, melemahkan tatanan hubungan kekeluargaan dalam masyarakat, gaya hidup individualistik dan pelanggaran atas norma agama, adat serta perilaku yang dahulu dianggap tabu jadi hal biasa,” kata Martias.
Mengatasi berbagai permasalahan itu, menurut sekda ada beberapa strategi prioritas seperti, sinkronisasi kelembagaan, optimalisasi dana desa, penguatan kelembagaan, menjadi pemerintah multifungsi, peningkatan pendapatan asli nagari dan swadaya masyarakat, perencanaan yang komprehensif, mewujudkan kehidupan masyarakat berdasarkan ABS-SBK, pemilihan yang demokratis, peningkatan kualitas SDM aparatur. “Strategi prioritas ini secara konkrit diimplementasikan Pemkab Agam melalui Gerakan Nagari Madani yang dilaksanakan sejak 2017,” sebut Martias.
Memasuki tahun ke-3 penerapannya sudah ada 1 nagari yang mencapai level 5 (level tertinggi) yaitu Nagari Sungai Pua. Namun, masih banyak lagi nagari yang berada pada level 2 dan 3. Hasil assesment nagari madani 2018 untuk level 1 sebanyak 4 nagari, level 2 sebanyak 43 nagari, level 3 sebanyak 21 nagari, level 4 sebanyak 13 nagari dan level 5 sebanyak 1 nagari.
“Secara keseluruhan masih banyak capaian indikator instrumen nagari Madani yang belum memenuhi target. Diharapkan, khususnya indikator dalam kriteria yaitu peran lembaga dan organisasi masyarakat, merupakan kriteria yang terlemah di nagari,” pungkasnya.
Kepala DPMN Agam, Teddy Marta menyebutkan, Bimtek digelar untuk berikan pemahaman kepada tenaga assesment tentang Nagari Madani dan siapa saja yang terlibat serta bagaimana teknis mengevaluasi, menganalisa informasi dan berikan rekomendasi pada pihak terkait. Dikatakan, ada beberapa materi yang akan dibahas dalam kegiatan itu, diantaranya kode etik asesor dan teknis assesment serta pemahaman atas instrumen pengukuran nagari madani. “Peserta bimtek berjumlah 94 orang dengan rincian 60 asesor utusan kecamatan, 16 pejabat eselon IV mewakili 15 OPD teknis, 16 pejabat eselon IV dari kecamatan dan 2 tenaga ahli dari P3MD Agam,” jelas Marta.
Dalam hal ini, bertindak sebagai fasilitator adalah Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria Dt Tumangguang Putiah dan dosen Teknik Industri Unand, Henmai. (pry)