Wawako menuturkan, dengan 18 perguruan tinggi, 7 rumah sakit, dan 7 puskesmas, Bukittinggi memiliki potensi besar untuk menjadi kota wisata sekaligus destinasi wisata kesehatan. Pemerintah daerah, kata dia, akan terus mendorong sinergi antara akademisi, praktisi kesehatan, dan masyarakat guna memperkuat posisi Bukittinggi sebagai pusat layanan dan edukasi kesehatan di Sumatera Barat.
Selain itu, Ibnu Asis juga mengingatkan pentingnya menjaga pola hidup sehat di tengah meningkatnya tren wisata kuliner di Bukittinggi.
“Menikmati kuliner khas boleh saja, tapi jangan abaikan aktivitas fisik dan pola makan seimbang. Perubahan gaya hidup modern tidak boleh mengurangi kesadaran kita terhadap pentingnya kesehatan,” imbaunya.
Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut diharapkan menjadi contoh nyata kolaborasi antara dunia medis, pendidikan, dan pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan berdaya. (pry)




















