AGAM, METRO – Setelah mendapatkan pelatihan dari Pemerintah Kabupaten Agam, ibu rumah tangga (IRT) rawan ekonomi di Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, sudah mulai menunjukan skil yang ia dapat dalam pelatihan tersebut. Hal ini terlihat usai pelatihan tersebut para kawan ibu rumah tangga ini mulai memproduksi kerajinan tangan seperti anyaman untuk dipasarkan.
Wali Nagari Duo Koto, Joni Safri, Rabu (24/4) mengatakan, ibu rumah tangga ini merupakan anggota pelatihan membuat souvenir sebanyak 16 orang, yang saat ini telah membentuk kelompok diberi nama Perajin Sulam Anyaman Sehati.
“Meski pelatihan baru ditutup pada hari ini tapi kelompok itu sudah mulai memproduksi kerajinannya yaitu anyaman dengan berbagai jenis seperti, tas, tudung saji, penyimpan sendok, dompet kecil dan lainnya,” ujar Joni.
Bahkan sudah ada yang memesan, tapi masih sebatas di Nagari Duo Koto. Diharapkan lebih banyak lagi peminatnya, sehingga pengrajin perlu menjaga kearifan lokal, kualitas dan fokus.
Menurut Joni, saat ini yang menjadi kendala bagi kelompok itu adalah masalah pemasaran. Sehingga pengrajin hanya memproduksi saat ada pesanan.
“Apabila usaha ini dikembangkan dan dikelola dengan maksimal, bisa jadi salah satu produk unggulan daerah dan jadi sumber pendapatan masyarakat yang menjanjikan,” kata Joni.
Joni berharap pihak terkait baik pemerintah kecamatan maupun kabupaten dan lainnya agar membantu pengrajin dalam memasarkan kerajinannya. Bahkan pihaknya saat ini sedang cari donatur untuk mencarikan solusi permasalahan tersebut.
“Salah satu upaya yang bisa dilakukan seperti membangun outlet souvenir di nagari, untuk memudahkan para pelancong yang ingin membeli kerajinan Nagari Duo Koto,” kata Joni. (pry)