Dalam kunjungan kerja itu, Gibran didampingi sejumlah menteri. Diantaranya adalah Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Para menteri kompak mendukung upaya mewujudkan swasembada pangan secepatnya.
Upaya produksi pangan tidak hanya memanfaatkan area persawahan atau ladang. Sebagian area hutan, juga dikembangkan untuk mendukung swasembada pangan. Lewat skema perhutanan sosial dan agroforestri, hutan diolah untuk menanam jagung, padi, dan produk pangan lainnya.
Akses pemanfaatan area hutan untuk tanaman pangan itu disampaikan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni. Di sela mendampingi Wapres Gibran Rakabuming di Desa Bantar Panjang, Kabupaten Tangerang (8/10), Raja menyampaikan dukunganya dalam mewujudkan swasembada pangan melalui perhutanan sosial.
Raja mengatakan perhutanan sosial menjadi salah satu langkah strategis. Potensi lahan perhutanan sosial itu, menjadi bentuk dukungan sektor kehutanan menuju swasembada pangan. Dia mengatakan pemerintah terus melakukan optimalisasi perhutanan sosial melalui skema agroforestri.
“Dari total 8,3 juta hektar surat keputusan (SK) perhutanan sosial yang telah diterbitkan, terdapat potensi pengembangan pangan dengan agroforestri,” ujar Raja. Dia menilai, program perhutanan sosial menjadi jembatan antara pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi rakyat. Sehingga masyarakat bisa sejahtera, hutannya tetap terjaga.
“Lewat agroforestri masyarakat tidak hanya memperoleh manfaat ekonomi dari hasil tanaman pangan seperti jagung,” jelasnya. Lebih dari itu masyarakat juga tetap berkontribusi menjaga kelestarian hutan. Karena baginya hutan tetap mempunyai fungsi sebagai penyangga kehidupan, yang harus terus dijaga.
Pada kegiatan itu, dilakukan penen jagung secara masal. Kemudian kegiatan pelepasan hasil panen jagung kuartal III Tahun 2025. Pejabat yang hadir juga melakukan pelepasan 80 ribu benih ikan nila untuk mendukung ketahanan pangan. (jpg)
