Posisi tersebut membuat Semen Padang FC harus terpuruk di peringkat ke-18 klasemen sementara, sekaligus menjadi tim dengan jumlah kekalahan terbanyak di awal musim. Dari tujuh laga yang telah dijalani, tim sudah kebobolan 11 gol dan hanya mencetak 5 gol.
Situasi ini membuat manajemen merasa perlu melakukan evaluasi total, termasuk pada posisi pelatih kepala. Meski demikian, manajemen tetap mengapresiasi dedikasi Coach Eduardo selama meÂmimÂpin tim dalam masa persiapan hingga kompetisi berjalan.
“Kami berharap keputusan ini menjadi langkah terbaik demi peningkatan performa tim di kompetisi mendatang,” ujar Win.
Hanya beberapa jam setelah pengumuman resmi dari manajemen, Eduardo Almeida akhirnya angkat bicara. Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, pelatih asal Lisbon itu menyampaikan ucaÂpan perpisahan yang penuh emosi kepada seluruh keluarga besar Semen Padang FC.
“It’s time to say goodbye to @semenpadangfcid but always you are my family. No words for great moments we have together. Thanks to everyone — players, staff, management, coaches. I don’t want to forget anyone because all of you are in my heart. d’ And special my wife and sons who always together. Indonesia always in my heart and Padang also,” tulis Almeida.
Pesan tersebut menggambarkan kedekatan emosional Almeida dengan klub dan masyarakat Padang. Kalimat “Indonesia always in my heart and Padang also” menjadi sorotan dan mendapat banyak respons positif dari suporter Kabau Sirah yang turut mengucapkan terima kasih atas dedikasinya.
Selama menukangi Semen Padang FC, Eduardo dikenal sebagai sosok disiplin dan berkarakter kuat di ruang ganti. Ia juga berperan dalam membangun fondasi permainan tim mesÂki belum berhasil membawa hasil maksimal di aÂwal musim.
Kini, manajemen Semen Padang FC fokus mempersiapkan tim menghadapi derby Sumatera melawan Bhayangkara FC setelah jeda internasional. Pertandingan ini disebut menjadi momentum penÂting bagi Kabau Sirah untuk bangkit di hadapan pendukungnya sendiri. (rom)
















