Peringatan para dokter di atas sejalan dengan badan keamanan pangan Eropa (EFSA) yang pada tahun lalu sudah menurunkan batas aman BPA sampai 20.000 kali lipat lebih ketat karena ternyata BPA berbahaya meski dalam jumlah sangat sedikit. Eropa bahkan sudah melarang penggunaan BPA dalam kemasan makanan mulai Januari 2025.
Di Indonesia, BPOM telah mewajibkan perusahaan air guna ulang mencantumkan label bahaya Bisfenol A atau BPA pada galon air minum dalam kemasan yang menggunakan kemasan polikarbonat.
Untuk melindungi buah hati kita dari bahaya BPA, para ahli menyarankan: (1) pilih botol susu dan wadah makanan berlabel “BPA Free”; (2) hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik; (3) ganti galon air minum yang sudah lama dan berusia di atas 1 tahun, kusam, atau retak; (4) baca label kemasan sebelum membeli produk anak.
“Dampak BPA mungkin tidak terlihat sekarang, tapi bisa berlangsung seumur hidup. Makanya, melindungi anak dari BPA harus jadi prioritas utama,” tegas dr. Basrah.
Banyaknya negara yang melarang BPA dan bertambahnya bukti ilmiah tentang bahayanya, orang tua Indonesia diharapkan lebih waspada dalam memilih produk untuk anak, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan yang sangat menentukan masa depan si kecil. (jpg)
