Fahrougi Andriani Sumampouw selaku Communication, Relations & CSR Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut menambahkan, melalui program ini pihaknya ingin memastikan bahwa keberadaan Pertamina di wilayah operasional juga membawa manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
“Hidroponik menjadi simbol transformasi masyarakat menuju pertanian modern yang ramah lingkungan dan bernilai tambah. Kami berharap model ini dapat direplikasi di daerah lain sehingga manfaatnya semakin luas,” kata dia.
Respon positif juga datang dari Kelompok Tani Muda TeKaTe Farm yang diwakili oleh Zaky. Ia menyampaikan, pelatihan hidroponik yang diberikan, pihaknya mendapatkan ilmu baru yang praktis sekaligus modern.
“Kini kami tidak hanya sekadar menanam, tetapi juga mengelola usaha dengan lebih profesional. Saya merasa lebih percaya diri untuk mandiri sekaligus mengembangkan usaha pertanian ini, bahkan mulai membuka peluang pasar baru,” jelas Zaky.
Program ini juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya Tujuan 1 Tanpa Kemiskinan, Tujuan 2 Tanpa Kelaparan, dan Tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Ke depannya, diharapkan melalui program melon hidroponik ini dapat tercipta model pengembangan ekonomi lokal berbasis pertanian modern yang dapat direplikasi di wilayah lain, sehingga manfaatnya semakin luas dirasakan oleh masyarakat. (rgr)
















