PADANG, METRO–Festival Nan Jombang Tanggal 3 di Gedung Manti Menuik, Ladang Tari Nan Jombang, Jumat (3/10) menghadirkan Tari Kontemporer bertajuk Balimau yang dibawakan Sanggar Seni Cahayo Bundo.
Pertunjukan seni tari Balimau dengan Koreografer Filhamzah dibawakan lima penari masing-masing, Rivani Amri, Aisha Kirana Hanif, Syahirah Athiyah Kinanti, Karin Dwi Lathisa, Meisya Pajrina dan Quinzha Shafira Ferdian.
Lima penari berbalut pakaian berwarna merah dan satu penari berbalut pakaian berwarna kuning itu menari dengan bahasa tubuh yang menyiratkan pesan yang memiliki makna mendalam, memaksa penonton yang hadir berusaha menterjemahkan pesan yang disampaikan, seiring dengan tradisi Balimau yang menjadi tema malam itu.
Tarian yang dibawakan penari seirama dengan musik yang mengiringi hasil karya komposer Bobby. Dengan instrumen cahaya lampu senter yang dipegang masing-masing penari dan dibalut cahaya lampu pentas yang redup menambah suasana malam itu terasa begitu sarkas. Tidak hanya cahaya lampu senter ditangan, instrumen lain hentakan rabana kecil yang dipukul menggunakan tangan oleh masing-masing penari menambah pertunjukan begitu hidup.
Pesan kato nan ampek dan sumbang nan duo baleh yang memiliki makna filosofi dalam masyarakat Minangkabau kembali dilontarkan sahut menyahut dengan suara yang begitu keras oleh penari. Hentakan kaki penari juga ikut mengiringi tarian.
Di ujung tarian, jeru purut dan bunga-bunga yang dibungkus dalam daun pisang di atas tampih yang menjadi instrumen dari budaya dan tradisi balimau digunakan untuk menyampaikan pesan tema tari yang dibawakan.
Balimau yang dibawakan Sanggar Seni Cahayo Bundo berangkat dari tradisi kehidupan masyarakat Minangkabau yang menjadi nilai–nilai spiritual dalam diri masyarakat Minangkabau.
Setiap masyarakat Minangkabau yang hidup dari dulu sampai saat ini, tradisi Balimau selalu ditunggu–tunggu jelang bulan suci Ramadan. Orang-orang mandi bersama di sungai, air bercampur jeruk purut, bunga, dan ramuan lain. Maknanya, membersihkan diri lahir-batin sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
Peristiwa balimau ini disamping dilaksanakan hanya satu tahun sekali juga dibarengi beberapa peristiwa pengantar seperti menjalang dan ziarah.
