Thobib menambahkan, Kemenag juga akan melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada pimpinan pesantren, agar mereka memahami pentingnya mengikuti prosedur pembangunan sesuai regulasi yang berlaku.
Di tengah suasana duka, Thobib meminta masyarakat tetap menaruh kepercayaan pada pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang telah lama menjadi bagian penting dari tradisi bangsa Indonesia.
“Pesantren adalah pusat pengembangan ilmu, budaya, dan pembentukan karakter. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir menitipkan anak-anaknya di pesantren, karena Kemenag akan terus mengawal agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Thobib mengingatkan bahwa Pesantren Al Khoziny sendiri memiliki sejarah panjang. Pesantren ini sudah berdiri lebih dari satu abad dan melahirkan banyak ulama besar, bahkan KH Hasyim Asy’ari pernah menimba ilmu di sana.
“Musibah ini harus menjadi pelajaran bersama, bukan alasan untuk mengurangi kepercayaan pada pesantren,” tegasnya. (*/rom)
