“Harapan kami, keterampilan ini bisa terus dikembangkan baik secara mandiri maupun berkelompok. Dengan inovasi seperti ini, keluarga disabilitas berpeluang meningkatkan ekonomi sekaligus membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkarya,” ujarnya.
Dosen ISI, Chairul Haq, Rahmad Washinton, dan Rabelis menuturkan kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendorong kreativitas keluarga disabilitas. Mereka berharap dukungan lebih luas dari pemerintah maupun masyarakat, agar gerakan kreatif ini bisa berlanjut secara berkesinambungan.
“Semangat para peserta terlihat jelas saat memamerkan hasil karyanya. Dari sini kita belajar, limbah bisa menjadi karya, keterbatasan bisa berubah jadi peluang, dan kemandirian bukan lagi sekadar mimpi,” ucapnya. (rmd)
