Manfaat program Makan Bergizi Gratis ini diantaranya berefek dengan program ketahanan pangan nasional, membangun ekosistem berkelanjutan, kesadaran potensi hilirisasi, meningkatkan standarisasi makanan masyarakat serta menciptakan lapangan kerja, berefek perekonomian keluarga, serta meningkatkan pendapatan daerah.
Standarisasi menjadi perhatian Bupati, OPD terkait, dan satgas. Jika ada kendala, tanggung jawab penuh ada pada kepala daerah. Masalah yang terjadi di daerah lain jangan sampai terjadi di daerah kita.
Sementara itu, Ketua Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) Wilayah Sumatera Barat, Riau, Kepri, Dr.Syartiwidya mengatakan, Program Makan Bergizi Gratis bukanlah rencana bangun tidur namun merupakan program yang telah direncanakan dan dipersiapkan dengan baik.
Percontohan dapur dimulai semenjak Januari 2024 di Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi. Setiap tahun akan dilakukan evaluasi mengapa atau bagaimana diperlukan dapur yang standarisasi secara nasional, mengapa diperlukan seorang manajer/leader, ahli gizi, akuntansi, pegawai sekian orang, mekanisme pengantaran diperlukan tepat waktu, strategi menjaga dapur agar tetap higienis serta menggunakan Foodtray.
Di Sumatera Barat dibutuhkan 543 SPPG. Saat ini yang beroperasional baru sebanyak 116 SPPG. Adapun berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) jumlah penerima manfaat sebanyak 1.626.753 siswa Paud, TK, SD, SMP dan SMA. “Kunci kesuksesan MBG yakni anggaran, infrastruktur dan sumber daya manusia,” tutupnya. (vko)




















