Sementara itu, Mimi Yulia, guru pendamping dari SMA 1 Payakumbuh, mengungkapkan bahwa keberhasilan Syahdan adalah buah dari kerja keras dan konsistensi dalam belajar serta berlatih. “Sejak awal Syahdan menunjukkan ketekunan luar biasa. Ia tidak hanya memahami teori, tapi juga tekun melakukan uji coba, memperbaiki setiap detail desain roketnya. Prestasi ini membuktikan bahwa anak daerah juga mampu bersaing di level dunia jika diberi ruang dan dukungan,” ujar Mimi Yulia.
Di sisi lain, orang tua Syahdan, Saputra yang juga ASN Pemko Payakumbuh tidak bisa menyembunyikan rasa bangga sekaligus haru atas pencapaian putranya. “Sebagai orang tua, kami tentu sangat bangga. Perjuangan Syahdan penuh dengan kerja keras, sering pulang sore karena latihan, bahkan rela mengorbankan waktu bermainnya. Kami hanya bisa mendoakan semoga ia tampil maksimal di Malaysia dan membawa pulang prestasi terbaik untuk Indonesia,” ungkapnya.
Selain berkompetisi, delegasi Indonesia juga dijadwalkan mengikuti sejumlah agenda edukasi dan diplomasi, mulai dari kunjungan ke Planetarium Negara dan Petrosains Malaysia, audiensi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, hingga eksplorasi sejumlah destinasi budaya dan ikonik di negeri jiran tersebut.
Menurut panitia nasional, pemilihan delegasi dilakukan secara ketat berdasarkan hasil skor final di kompetisi nasional. Aspek yang dinilai meliputi akurasi peluncuran, ketinggian capaian, kestabilan lintasan, serta inovasi desain. Bagi siswa, pengalaman ini tidak hanya menambah pengetahuan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), tetapi juga membentuk mental juara, memperluas jaringan global, sekaligus membawa kebanggaan bagi sekolah dan daerah asal. (uus)
