Dapur MBG tersebut mulai beroperasi sejak 1 September 2025 dan telah melayani 3.564 siswa dari 27 sekolah, mulai dari TK/PAUD hingga SMK, dengan radius pelayanan sekitar 6 km dari lokasi dapur. Program ini tidak hanya mendukung kesehatan siswa, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian lokal, terutama bagi petani yang menjadi pemasok bahan pangan.
Menurut Agustanius, pelaksanaan MBG memberi manfaat ganda. Selain menyehatkan generasi muda, program ini juga membuka lapangan kerja baru serta memperkuat roda ekonomi masyarakat sekitar. “Bahan makanan yang digunakan melalui proses seleksi ketat, agar kualitas dan keamanan pangan benar-benar terjamin,” tambahnya. (pry)
