Menurutnya, kegiatan ini dikemas sebagai pesta olahraga dan hiburan masyarakat, dengan berbagai atraksi seperti Drafbogi, Horseback Archery (HBA), hingga pesta rakyat. “Kehadiran Badan Pengurus Pordasi bersama Sarga.co pada penyelenggaraan kali ini menjadi bukti bahwa pacu kuda tradisional di Sumbar sudah naik kelas,” ujarnya.
Ia menyebut, suksesnya event tahun ini membuat tujuh daerah lain di Sumbar kini mengantri untuk menjadi tuan rumah tahun depan. “Kami berharap dukungan dan persetujuan dari PP Pordasi, sehingga pacu kuda di Sumbar berkembang menjadi pacuan tradisional modern dengan standar nasional,” katanya.
Pada Indonesia’s Horse Racing Cup II, 67 ekor kuda berlaga dalam 13 kelas pertandingan dengan total hadiah mencapai Rp425 juta.
Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta meluapkan perasaannya karena daerahnya terpilih menjadi lokasi pertama di luar Jawa yang menjadi tuan rumah Indonesia’s Horse Racing Cup. “Sebuah kehormatan besar bagi Kota Payakumbuh, dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan pacu kuda tingkat nasional,” kata Wako Zulmaeta.
Dia menegaskan, kegiatan ini membawa multiplier effect yang signifikan bagi perekonomian lokal. Ribuan pengunjung yang datang tidak hanya menyemarakkan acara, tetapi juga meningkatkan pendapatan pelaku UMKM, pedagang, dan sektor jasa lainnya di Payakumbuh.
Zulmaeta menyebut, pacuan kuda bukan sekadar lomba adu cepat, tetapi juga simbol budaya dan sportivitas yang telah mengakar dalam tradisi Minangkabau. “Dengan event seperti ini, kita bisa meningkatkan kualitas kuda lokal, mendorong pertumbuhan peternakan, sekaligus menjadikan Payakumbuh sebagai pusat pacu kuda modern,” ucapnya
Dalam kesempatan itu, Zulmaeta menyampaikan apresiasi kepada PP Pordasi, Sarga.co, seluruh panitia, para sponsor, serta niniak mamak Kenagarian Koto Nan Gadang dan Tiakar yang telah memberikan dukungan penuh. “Berkat kerja sama semua pihak, acara ini bisa berjalan lancar dan sukses,” pungkasnya. (uus)
















