Para penerima manfaat pun menyampaikan rasa syukur dan antusiasme mereka. Ida Royani merasa terbantu dengan tambahan peralatan dapur yang memungkinkan ia menyajikan menu lebih variatif dan sehat untuk anak-anak sekolah. Desmiati menyebut bahwa modal tambahan membuatnya lebih percaya diri untuk menambah ragam dagangan dan memperbaiki tampilan warung agar semakin menarik. Ati, yang menggeluti usaha sambal dan lauk rumahan, mengaku dukungan peralatan produksi yang diterima menjadi semangat baru untuk meningkatkan kualitas produk sekaligus memperluas pasar.
General Manager PLN UIP Sumbagteng, Hendro Prasetyawan, menegaskan bahwa program ini merupakan implementasi nilai-nilai Pancasila yang selalu menjadi pedoman PLN dalam berkarya.
“Momentum Hari Kesaktian Pancasila mengingatkan kita akan pentingnya persatuan, gotong royong, dan keadilan sosial. Melalui program ini, PLN ingin hadir tidak hanya lewat listrik yang andal, tetapi juga melalui dukungan nyata untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karena pembangunan sejati bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang manusia dan kehidupannya,” ungkap Hendro.
Lebih dari sekadar bantuan ekonomi, inisiatif ini juga menegaskan sinergi antara PLN dan YBM dalam memperluas kebermanfaatan. Bagi PLN, keberhasilan proyek pembangunan kelistrikan harus berjalan seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat di sekitarnya. Dengan menyalurkan program pemberdayaan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, PLN berkomitmen menghadirkan energi yang tidak hanya menerangi rumah, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat.
Program pemberdayaan ekonomi melalui YBM PLN ini menjadi bukti nyata bahwa listrik tidak hanya menjadi sumber energi, tetapi juga energi perubahan sosial. Dengan langkah-langkah sederhana namun konsisten, PLN terus berupaya menjadikan kehadirannya sebagai kekuatan pemersatu, pendorong kemandirian, serta jalan menuju kesejahteraan bersama.(*)
