Materi utama yang diberikan kepada peserta adalah pembuatan dekomposer dan pupuk organik dari bahan-bahan lokal yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar. Kedua unsur ini menjadi komponen penting dalam sistem pertanian organik.
Dekomposer yang diperkenalkan kepada peserta adalah DD 11, hasil fermentasi bahan alam yang mengandung 11 jenis bakteri, di antaranya Nitrobacter dan Azotobacter. Dekomposer ini memiliki keunggulan karena mampu mengurai lebih cepat dibandingkan dekomposer lain serta efektif dalam menghilangkan bau.
Selain itu, peserta juga dilatih membuat kompos berbahan dasar kotoran hewan maupun sampah rumah tangga. Kompos tersebut dapat diperkaya dengan enzim sesuai kebutuhan tanaman, sekaligus berfungsi menÂcegah serangan hama dan penyakit.
Kepala Balitbangda Sumbar, Febrina Tri Susila Putri berharap melalui pelatihan ini para petani mampu memproduksi dekomposer dan pupuk organik secara mandiri. Dengan begitu, ketergantungan pada pupuk kimia bisa dikurangi, dan pertanian organik semakin berkembang di Padang Panjang. (rmd)
