Tak hanya itu, penataan pedagang kaki lima yang menggunakan badan jalan, serta pengaturan parkir yang lebih tegas di pusat keramaian juga menjadi sorotan. Menurut warga, dua hal ini sangat memengaruhi kenyamanan dan kelancaran aktivitas di kota.
Soal pembangunan trotoar di Jalan Rasuna Said, wali kota menjelaskan bahwa persoalan ini belum bisa langsung dituntaskan. Pasalnya, drainase di kawasan tersebut terhubung dengan jaringan irigasi Sungai Dareh Situjuh sehingga perlu koordinasi lebih lanjut dengan Pemerintah Provinsi.
“Kami tidak bisa asal bangun, karena ada fungsi irigasi yang harus tetap dijaga. Ini sedang kami bahas bersama pihak provinsi,” jelasnya.
Suasana dialog penuh keterbukaan. Pemerintah mencatat aspirasi yang disampaikan warga dan berjanji menindaklanjutinya sesuai prioritas pembangunan. Bagi jamaah, kesempatan ini menjadi momen penting karena suara mereka didengar langsung di hadapan kepala daerah.
Masjid tua yang berdiri hampir seabad itu pun menjadi saksi bagaimana ibadah dan aspirasi warga berpadu. Dari ruang sederhana nan khidmat, lahir harapan besar: kota yang lebih tertata, bersih, dan nyaman untuk semua. (uus)
















