AGAM, METRO–Program Sawah Pokok Murah (SPM) yang digagas Pemerintah Kabupaten Agam terus menunjukkan hasil menggembirakan. Berdasarkan catatan Dinas Pertanian Kabupaten Agam, produktivitas panen meningkat signifikan hingga 23,34 persen dibandingkan metode konvensional.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Armelia, menyebutkan bahwa capaian ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat dalam mengoptimalkan lahan sawah, baik melalui dana desa maupun swadaya petani.
“Hingga 21 September, tercatat 36 lokasi sawah telah dipanen. Dari jumlah itu, 27 lokasi menggunakan dana desa dan 9 lokasi dengan swadaya masyarakat. Total luas panen mencapai 31,90 hektare dengan hasil 216,76 ton, sedangkan metode konvensional sebelumnya hanya 175,74 ton,” jelasnya, Senin (22/9).
Dari 36 lokasi tersebut, 31 di antaranya mengalami peningkatan produktivitas dengan metode SPM, 1 lokasi tetap, dan 4 lokasi sedikit menurun. Penurunan ini, kata Armelia, disebabkan beberapa faktor, di antaranya pola tanam tidak serentak, serangan hama burung, irigasi terbatas akibat pemakaian air bergilir saat kemarau, serta fase generatif yang terdampak musim kering.
Rata-rata produktivitas padi dengan metode SPM mencapai 6,80 ton per hektare, sedangkan metode konvensional hanya sekitar 5,51 ton per hektare. “Artinya terbukti terjadi peningkatan produktivitas panen sebesar 23,34 persen,” ujarnya.
Menurut Armelia, program SPM tidak hanya mendorong kemandirian pangan masyarakat, tetapi juga menjaga stabilitas produksi beras daerah. “Alhamdulillah, meski di tengah musim kemarau berkepanjangan, hasilnya cukup menggembirakan,” katanya.
