SAWAHLUNTO, METRO–Puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang telah direlokasi dari Lapangan Segitiga ke Taman Silo mengadukan nasibnya kepada Anggota DPRD kota Sawahlunto, Senin (22/9). Kedatangan para pedagang disambut oleh Ketua DPRD Sawahlunto Susi Haryati dan 7 anggota DPRD Sawahlunto. Dan dari Pemerintah Kota dihadiri oleh Asisten 3 Pemko Sawahlunto dan 6 (enam) kepala OPD terkait yaitu Koperindag, Lingkungan Hidup, PUPR, Perhubungan, Balitbangda, Satpol-PP.
Pedagang Silo mengemukakan 6 tuntutan tertulisnya kepada pihak Pemko Sawahlunto dan DPRD Sawahlunto. Sariwijaya selaku koordinator dari puluhan pedagang tersebut menjelaskan keluhan-keluhan serta keinginan pedagang Silo kepada Pemerintah Sawahlunto dan DPRD Sawahlunto.
Disebutkannya, awalnya kami menuju Balaikota Sawahlunto pukul 08.00 WIB. Pada saat kami sampai disana terlihat ada Walikota Sawahlunto Riyanda Putra dan Sekretaris Daerah Sawahlunto Rovanly Abdams. Namun mereka tidak menemui kami dan langsung naik ke mobil Dinasnya. Sehingga kami merasa tidak diacuhkan oleh Pimpinan Daerah kami sendiri,” ujarnya.
Karena sedih merasa diabaikan oleh Walikota Sawahlunto dan Sekda Sawahlunto rombongan tersebut berbalik arah menuju gedung DPRD Sawahlunto untuk mengadukan nasib mereka pasca pindah ke Taman Silo.
Sesampainya di gedung DPRD Sawahlunto rombongan puluhan pedagang itu disambut Sekretaris Dewan (Sekwan) dan difasilitasi untuk bertemu dengan Ketua DPRD Sawahlunto dan Komisi II Sawahlunto yang diketuai oleh Rio Mardanil. Selanjutnya juga 6 anggota DPRD Sawahlunto lainnya, Idrayeni, Ronal Kardinal, Ronny Eka Putra, Nurilman, Fatrionaldi, Hendri Alvin.
Dalam kesempatan itu rombongan pedagang mengajukan 6 tuntutan dasar terkait kondisi mereka usai pindah ke taman silo. Dimana kondisi penataan untuk berjualan yang kacau balau dan kumuh. Menurut Sariwijaya pedagang menginginkan penataan lokasi jualan yang bersih, rapi dan menarik. “Kami ingin Atap di kanopi dan lantai di cor, tempat parkir layak dan memadai, Iven diharapkan diadakan di Taman Silo, diberikan kompensasi untuk biaya sehari-hari dalam jangka pendek, tidak ada pungli kepada pedagang UMKM jika ada Iven besar, rapikan penataan pedagang hingga bisa terlihat secara merata oleh pengunjung,” rincinya.
