“Upaya penurunan stunting bukan sekadar mengejar angka, tetapi investasi jangka panjang untuk melahirkan generasi sehat, cerdas, dan produktif,” tambahnya.
Kepala Dinas P3APPKB Kota Bukittinggi, Nauli Handayani, menjelaskan bahwa prevalensi stunting di Bukittinggi berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 tercatat 16,8%. Angka ini lebih rendah dibandingkan Sumatera Barat (24,9%) dan nasional (19,8%), namun masih di atas target pemerintah 14%.
“Melalui GENTING, kita ingin mempercepat penurunan angka stunting. Gerakan ini adalah wujud gotong royong seluruh elemen masyarakat,” jelas Nauli.
Pada kegiatan kali ini, bantuan nutrisi tahap II disalurkan kepada 27 Keluarga Berisiko Stunting (KRS), setelah tahap I sebelumnya diberikan kepada 52 keluarga pada Juli–September 2025. Bantuan berupa makanan tambahan satu kali sehari, dengan tujuan memperbaiki pola makan, pola asuh, dan sanitasi keluarga. (pry)
















