Laporan: Efanurza Kota Pariaman
Wali Kota Pariaman, Yota Balad, menargetkan angka stunting di Kota Pariaman turun di bawah 10%. Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan kegiatan gerakan ketahanan pangan dan bakti kesehatan tahun 2025 di Pondok Pesantren Salafiyah Syekh Burhanudin Al Muhajirin, Desa Kampung Kandang, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, kemarin.
Dalam sambutannya, Wako Yota Balad menjelaskan bahwa program ketahanan pangan dan bakti kesehatan ini merupakan salah satu cara untuk mencegah dan menurunkan stunting di Kota Pariaman. Dan untuk itu, Pemerintah Kota Pariaman mengucapkan terima kasih kepada jajaran Komando Daerah TNI Angkatan Laut (Kodaeral) II Padang atas kepedulian dan inisiatifnya dalam melaksanakan kegiatan ini di Kota Pariaman.
“Berdasarkan hasil survey, Tahun 2023 angka stunting di Kota Pariaman adalah 17,8 % dan pada Tahun 2024 adalah 15,6%. Dengan masih tingginya angka prevalensi stunting di Kota Pariaman, maka salah satu upaya pencegahan dan pengendalian stunting di Indonesia yang dicetuskan oleh Kementerian Kesehatan adalah melalui Gerakan Cegah Stunting. Gerakan Cegah Stunting bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting sekaligus meningkatkan komitmen pemangku kebijakan dalam pencegahan dan penanganan stunting, “ ungkapnya.
Ada 5 kunci ABCDE yang perlu diterapkan dalam mencegah stunting, yaitu Aktif mengonsumsi tamblet tambah darah, Bumil teratur memeriksakan kehamilannya minimal 6 kali ke fasyankes dengan 2 kali diantaranya periksa USG, Cukupi konsumsi protein hewani, Datang ke Posyandu sebulan sekali dan Eksklusif ASI selama 6 bulan.
