Namun, sebuah potongan pernyataan dari menit ke-25:37 hingga menit ke-27:40 menjadi kontroversi, karena dianggap merendahkan perjuangan masyarakat kecil.
“Pernyataan saya diambil dari menit ke-25, 37 detik sampai menit ke-27, 40 detik. Cukup panjang sebenarnya. Dua menit lebih yang dijadikan beberapa kalimat oleh pihak-pihak yang ingin menyulutkan api amarah masyarakat,” ucap Sara.
Sara menegaskan dirinya sama sekali tidak bermaksud meremehkan perjuangan masyarakat, khususnya anak muda yang tengah berjuang membangun usaha.
“Tidak ada maksud maupun tujuan dari saya sama sekali untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat, terutama anak-anak muda yang ingin berusaha tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan,” ujarnya.
Sebagai pengusaha yang pernah mendirikan event organizer (EO) hingga memimpin ratusan karyawan, serta kini menjadi penasihat bagi sejumlah startup, Sara mengaku paham betul betapa sulitnya membangun usaha. Namun, ia menyadari memiliki keistimewaan besar yang tidak dimiliki banyak orang.
“Walaupun niat saya sebenarnya ingin mendorong entrepreneurship, saya paham bahwa kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak,” tuturnya.
Karena itu, Sara menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Ia menyadari, ucapannya menyinggung perasaan rakyat. Atas dasar itu, keponakan Presiden Prabowo Subianto tersebut memilih mundur dari keanggotaan DPR RI.
“Dengan ini, saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada fraksi Partai Gerindra. Saya berharap masih dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Kepariwisataan yang merupakan produk legislasi kami di Komisi VII,” pungkasnya. (jpg)
