SOLOK, METRO – Perekonomian Kabupaten Solok periode 2013-2017 masih dapat dikatakan tetap tumbuh di atas 5 persen. Kondisi pertumbuhan ekonomi tersebut tercermin baik dari sisi produksi maupun sisi permintaan akhir (demand side).
Melihat data, dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada kategori penyediaan akomodasi dan makan minum yang dua tahun terakhir selalu tumbuh di atas 9% per tahunnya. Dan dari sisi permintaan akhir, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok sebesar 5,18% didominasi oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga (PK-RT) yang menyumbang lebih dari separuh total.
Bupati Solok, Gusmal mengatakan, peningkatan disisi perekonomian tersebut tak lepas dari dua aspek yakni Pertanian dan Pariwisata. Pariwisata adalah sebagai wadah pergerakan ekonomi kecil di daerah yang manfaatnya memberikan dampak pertumbuhan ekonomi.
“Pada 2016, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Solok berjumlah 378.601 orang. Dan sampai akhir 2017 jumlah kunjungan wisata meningkat menjadi 588.401 orang,” ujarnya.
Kemudian terang Gusmal, peningkatan produksi hasil pertanian melalui upaya ekstensifikasi dan intensifikasi pada berbagai jenis tanaman dan hasilnya terlihat dari angka produksi pertanian pada 2 tahun terakhir menampakkan angka yang sangat mengembirakan. Jika pada 2017 produksi hasil pertanian (padi) adalah sebesar 371.336,70 ton, pada 2018 meningkat menjadi 374.210,5 ton.
Selain itu sebutnya, peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok pada 2016-2017 sebesar Rp8.511, 65 miliar meningkat menjadi Rp8.965,65 miliar pada 2018. Dan secara otomatis telah meningkatkan PDRB perkapita dari Rp30,18 miliar pada 2016 menjadi Rp32,41 miliar pada 2017.
Ia menjelaskan, pada periode 2013 – 2017, PDRB Kabupaten Solok atas dasar harga berlaku meningkat cukup signifikan, yakni sebesar Rp8.500,43 miliar (2013) menjadi Rp11.949,12 miliar (2017). Peningkatan ini dipengaruhi baik oleh perubahan harga maupun perubahan volume. Peningkatan PDRB sisi produksi diikuti oleh peningkatan PDRB dari sisi permintaan akhir atau PDRB pengeluaran.
Gusmal juga menjelaskan, peningkatan PDRB juga cukup menjelaskan pergerakan perekonomian Kabupaten Solok. Sebab PDRB merupakan salah satu perangkat data ekonomi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan ekonomi suatu wilayah.
“Perangkat data ini dapat pula digunakan untuk kepentingan dan tujuan lain, seperti sebagai dasar pengembangan model-model ekonomi dalam rangka menyusun formulasi kebijakan, tingkat percepatan uang beredar (velocity of money), pendalaman sektor keuangan, penetapan pajak, kajian ekspor dan impor serta keperluan lainnya,” bebernya.
Tak hanya itu kata Gusmal, sampai akhir 2018, Pemkab Solok telah membangun jalan baru sepanjang 15 km, lalu pemiharaan rutin dan berkala jalan kabupaten sepanjang 1.771,73 hektare, dan embung sebanyak 4 unit.
Gusmal menyebut semua unit aktifitas pembangunan infrastruktur ini adalah sebagai upaya dalam mendorong sektor ekonomi kerakyatan hingga memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran dan dampak tidak langsung lainnya. (vko)