“Kontribusi para perantau sangat penting untuk kemajuan kota dan masyarakat Bukittinggi,” ujarnya.
Wako juga mengingatkan peran penting Niniak Mamak dan Datuak dalam menjaga generasi muda dari pengaruh negatif.
“Tugas Niniak Mamak dan Datuak sangat berat, apalagi di tengah maraknya kasus yang bertentangan dengan adat, seperti narkoba. Mari bersama-sama kita ajarkan kemanakan untuk memperdalam adat Minangkabau,” tambahnya.
Selain mempererat silaturahmi, kegiatan manyilau kampuang juga menjadi wadah memperkenalkan peran pemerintah kota kepada masyarakat perantau. Ramlan menegaskan, Bukittinggi memiliki sejarah besar sebagai kota perjuangan bangsa.
“Bukittinggi pernah menjadi ibukota sementara Indonesia dan juga ibukota Sumatra Barat. Hubungan Bukittinggi dengan Jakarta dan Yogyakarta tidak bisa dipisahkan. Kami memohon doa dan dukungan agar status Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan dapat diakui secara tertulis,” tegasnya. (pry)















