Sementara itu, Direktur Yayasan Rumah Aktivis Sejahtera sekaligus Ketua Persatuan Idiologi Sarikat Islam Sumbar, Febriyadi Putra, menuturkan bahwa langkah ini diambil setelah melihat maraknya tawuran di kalangan pelajar dan remaja.
“Kami sengaja merangkul para ketua geng tawuran di Koto Tangah. Alhamdulillah mereka bersedia ikut. Kami ingin membuka mata mereka bahwa tawuran hanya merusak moral dan masa depan. Setelah pelatihan ini, mereka diharapkan punya kesadaran untuk meninggalkan kebiasaan buruk itu,” ungkapnya.
Febriyadi menegaskan, pembinaan tidak berhenti di perkemahan ini saja.
“Pendampingan akan terus dilakukan. Anak-anak muda ini punya energi besar, tinggal bagaimana kita arahkan ke hal yang benar. Kalau mereka bisa diselamatkan, maka Padang akan lebih aman dan generasi kita lebih tangguh,” tambahnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan komunitas dalam menghadirkan solusi kreatif untuk membebaskan Kota Padang dari tawuran. (rel)




















