Untuk itu, Fauzi Bahar mengingatkan anak kamanakan di perantauan agar tidak ikut terprovokasi dalam menyampaikan aspirasi hingga terjerumus pada aksi anarkis. Ia pun berharap penyampaian aspirasi harus tetap pada substansi-nya, tidak tersulut atau terprovokasi hingga melakukan perusakan bahkan penjarahan.
“Tindakan anarkis seperti itu nantinya hanya akan merugikan masyarakat sendiri, mengingat sejumlah fasilitas yang rusak berasal dari uang rakyat dan akan diperbaiki melalui uang rakyat. Selain itu, gerakkan yang tidak subtantif juga akan berujung pada adu fisik antara anak dan kemanakan itu sendiri. Kalau gerakkan berujung chaos, yang akan bergesakkan itu antara kita dan kita saja. Polisi itu orang sini, terkadang mereka saudara atau mamak kamanakan kita juga,” tuturnya.
Fauzi Bahar berharap gerakkan yang fokus pada tujuan awal pasti akan berjalan sesuai koridor, sehingga tidak ada yang dirugikan. Melihat situasi yang terjadi saat ini, ia memintapemerintah harus segera hadir menanggapi tuntutan masyarakat.
“Kalau dibiarkan dan terus meruncing kejadian 1998 bisa terulang. Kalau sudah terulang negara bisa kolabs, masyarakat mencari nafkah tidak bisa, beribadah juga terganggu. Saya berdoa semoga seluruh anak kamanakan kami dijauhkan dari segala hal buruk dalam kondisi seperti ini. Saya sangat yakin bahwa orang minang tidak akan mudah terpancing dan akan tetap berpikir jernih dalam setiap melakukan tindakkan,” tutupnya. (*)
