Merespon permintaan Prabowo tersebut, maka dirinya membangun sebuah gerakan yang dibentuk di beberapa tempat. Mereka yang bergabung awalnya sebagai relawan.
Setelah pemilihan presiden selesai dan Prabowo Subianto menjadi Presiden RI, Prabowo meminta dirinya menjadika gerakan tersebut sebagai organisasi masyarakat (ormas) berbasis lintas agama, lintas ormas dan sebuah gerakan sosial dan solidaritas kemasyarakatan.
“Maka terbentuklah MPI. Kami mengajak sahabat dan kawan-kawan bersama melakukan gerakan sosial kemasyarakatan. Ormas ini murni gerakan sosial. Semuanya ada di sini dihimpun dalam satu himpunan. Gerakan tolong menolong antara satu dengan lainnya. Semangatnya kolaborasi kebersatuan. Inilah semangat yang diinginkan Presiden Prabowo,’ ungkap Dahnil.
Dengan adanya MPI, ada momentum saling berkolaborasi dan bekerja sama. Mereka yang ada di MPI memiliki watak ksatria, tahu kapan bertarung dan kapan bekerja.
“Bangsa ini dibangun dengan kebersamaan, semangat gotong-royong dan kebersatuan di tengah keberagaman. Banyak cobaan yang dilalui bangsa ini. Ada yang membuat pecah belah dan pemberontakan. Semua diselesaikan dengan baik melalui Pancasila. Semangat inilah yang dibawa MPI. Semangat akumulasi kemajuan yang sudah dimulai bapak bangsa,” ungkapnya.
Prabowo menurutnya, selalu menempatkan presiden pendahulunya yang memiliki kontribusi besar. Baik itu Sukarno, Suharto, Bj Habibie, Gus Dur, Megawati, Soesilo Bambang Yudhoyono hingga Joko Widodo (Jokowi).
“Prabowo ingin memutus mata rantai saling pukul. Tidak ingin saling hujat. Prabowo ingin hentikan semuanya. Menjadi tradisi akumulasi kebaikan yang telah dimulai sebelumnya,” ujarnya.
“Orang yang menghina dan mengejeknya selama ini, Prabowo mengubur semua dendamnya dan memulai Chapter Indonesia yang baru. Semua energi positif dikumpulkan untuk menggerakkan kemajuan Indonesia. Sebagai saudara sebangsa dan bernegara, perselisihan harus dikubur dan dimulai dengan bab dan chapter yang baru,” tegasnya.(fan)
















