Karena itu Dahnil mengajak pejabat publik agar bijak mengeluarkan kata-kata dan lisan. “Mereka yang mengkritik, kita dengarkan baik baik. Perbaiki dengan baik. Ibarat kata orang Minang malangkah calik-calik, bakato dengan mulut dan lidah agak-agak,” ungkapnya.
“Dengan satu kata dan gerakan semua tersakiti. Kejadian di Kabupaten Pati juga demikian, gara-gara lidah Bupati yang tidak terkontrol terjadi demo besar-besaran,” tegasnya.
Tidak Ingin Ada Kekerasan Aparat
Pada kesempatan itu Dahnil juga menyampaikan rasa simpatinya atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemodi ojek online (ojol) akibat dilindas kendaraan taktis baracuda milik Brimob, saat aksi demonstrasi massa di sekitar Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (28/8) lalu.
Akibat peristiwa tersebut memicu aksi demonstrasi yang lebih besar di berbagai tempat di Indonesia, Sabtu (29/8). “Saya atas nama PB MPI mengucapkan kepirhatinan atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojol. Saya tegaskan tidak ingin ada tindak kekerasan oleh aparat dalam menghadapi aksi unjuk rasa. Saya prihatin atas timbulnya korban jiwa dalam aksi massa tersebut,” tegasnya.(fan)
















