“Kami tentu sangat menyesal karena ini sudah direncanakan jauh-jauh hari. Semua sudah terkunci, tiket sudah terjual, dan persiapan sudah berjalan. Awalnya kami berencana menghadapi tim Timur Tengah, Kuwait dan Lebanon. Tapi tiba-tiba dibatalkan sepihak,” ujar Erick di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Senin (25/8).
Erick bahkan sempat menyebut kemungkinan adanya “sabotase”, meski kemudian menegaskan bahwa pembatalan Kuwait juga terjadi di ajang lain, sehingga besar kemungkinan ada persoalan internal di federasi sepak bola Kuwait.
“Rupanya Kuwait juga mundur dari turnamen lain. Jadi mungkin ada masalah internal. Tapi kami tetap sudah melayangkan surat keras ke Kuwait dan akan melaporkannya ke AFC,” tambahnya.
Meski dirugikan secara finansial akibat tiket yang sudah terjual, Erick menegaskan bahwa fokus utama PSSI saat ini adalah memastikan timnas tetap mendapat lawan yang bisa menguji kekuatan menjelang kualifikasi.
“Ya pasti ada kerugian, tapi yang paling penting sekarang mencari lawan pengganti. Kami tidak boleh berhenti, karena ini bagian dari persiapan penting menuju Kualifikasi Piala Dunia,” tegasnya.
Sementara itu, opsi untuk melawan Yordania sempat muncul ke permukaan. Namun Erick membantah kemungkinan tersebut karena Yordania sudah dipastikan lolos ke Piala Dunia 2026.
Dengan kehadiran Taiwan dan Lebanon, Timnas Indonesia diharapkan tetap bisa memaksimalkan FIFA Matchday kali ini. Meski Taiwan bukan lawan dengan peringkat tinggi, pertandingan ini tetap bisa menjadi ajang mengukur taktik dan performa skuad Garuda.
Kini, sorotan tertuju pada Patrick Kluivert dan para pemain Timnas Indonesia, bagaimana mereka memanfaatkan laga ini untuk memperbaiki kekompakan tim, sekaligus membuktikan Garuda siap bersaing di kancah Asia. (*/rom)
















