Kekalahan dari The Gunners menyoroti kelemahan klasik United: lini pertahanan yang rapuh dan lini depan yang belum cukup tajam. Meski demikian, Amorim tetap optimis karena melihat adanya perkembangan dalam aspek permainan.
Statistik menunjukkan peningkatan signifikan dalam penguasaan bola dan keberanian mengambil inisiatif menyerang. United lebih tenang dalam membongkar pertahanan lawan, serta lebih disiplin dalam fase transisi.
“Tim sudah berkembang dalam hal membongkar pertahanan lawan. Dengan karakteristik pemain yang berbeda, kami punya lebih banyak opsi dalam menyerang,” jelas Amorim usai pertandingan.
Satu hal lain yang ia soroti adalah menurunnya jumlah kehilangan bola di fase build-up. Hal ini menandakan bahwa instruksi taktiknya mulai dipahami para pemain.
Filosofi Amorim memang membutuhkan waktu. Fokus pada etos kerja, disiplin, dan kesolidan tim perlahan akan mengubah wajah United. Meski jalan masih panjang, atmosfer positif mulai terasa di dalam skuad.
Bagi fans Setan Merah, mungkin kesabaran kembali diuji. Tapi jika arah perubahan ini konsisten, United berpotensi kembali menjadi kekuatan yang ditakuti, bukan hanya di Inggris, tetapi juga di Eropa.
Era Ruben Amorim baru saja dimulai. Apakah Manchester United siap bangkit dari keterpurukan panjangnya? Jawabannya akan mulai terungkap di laga-laga berikutnya. (*/rom)
