Aksi ini diwarnai sederet tuntutan keras yang diunggah akun Instagram @gejayanmemanggil. Beberapa di antaranya menolak kenaikan gaji DPR, mendesak transparansi penggunaan uang rakyat, hingga menuntut turunnya Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Meski terjadi kericuhan, aparat menegaskan bahwa pengamanan dilakukan secara persuasif. Sebanyak 1.250 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Pemprov DKI dikerahkan di sekitar gedung DPR-MPR.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menegaskan, pihaknya tidak membawa senjata api dan telah menyiapkan strategi pengamanan yang humanis.
“Kami ingin memastikan kegiatan berlangsung aman, tertib, dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat lainnya. Pengamanan ini dilakukan untuk menjaga kelancaran penyampaian aspirasi publik,” ujar Susatyo.
Ia juga menegaskan, massa tidak boleh merusak fasilitas umum, membakar ban, atau menutup akses jalan.
“Silakan menyampaikan pendapat, tetapi tetap dalam koridor hukum dan ketertiban. Kami hadir untuk memastikan semuanya berjalan dengan aman dan kondusif,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya pada informasi yang tidak terverifikasi di media sosial.
“Jangan terprovokasi oleh berita negatif. Bijaklah dalam menerima informasi dan tetap jaga persatuan,” tegasnya. (jpg)












