“Ada korelasi yang saÂngat kuat antara gaya belajar, guru, dan murid. Ada juga korelasi dengan latar belakang pendidikan. Ini menjadikan kita optimis untuk mengantarkan SeÂkolah Rakyat jauh lebih sukÂses lagi,” tuturnya.
Dari sisi para pendidik, guru-guru Sekolah Rakyat juga menyampaikan harapannya. Guru Bimbingan dan Konseling SRMP 27 Banjarnegara, Fiatul HuuÂriyyah mengungkapkan, bahwa kesiapan mental menjadi bekal utama daÂlam mengajar anak-anak dengan latar belakang beragam. Karenanya, dia sangat berharap, kerja keras ini dapat membawa mereka ke masa depan yang lebih baik.
“Harapannya, Sekolah Rakyat ke depannya tepat sasaran untuk membantu anak-anak dari keluarga miskin menempuh pendidikan yang layak,” tuturnya.
Sekolah Rakyat sendiri dirumuskan sebagai satuan pendidikan berbasis asrama, dengan pendidikan karakter dan pendidikan formal jadi tumpuan utama. Program ini ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Saat ini, ada 1.469 guru yang lolos seleksi untuk mengajar di Sekolah RakÂyat di tahap I a dan I b. KeÂmudian, pada tahap I c, ada 900-an guru ini disiapkan untuk 65 Sekolah RakÂyat di titik baru yang akan mulai beroperasi pada SepÂtember 2025. Dengan peÂnambahan 65 sekolah ini, maka ada tambahan sekitar 6.100 siswa yang terbagi dalam 248 rombongan belajar. (jpg)




















