Christian Romero dan Micky van de Ven menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus. Erling Haaland, yang biasanya menjadi momok menakutkan, dibuat frustrasi karena minim sentuhan berbahaya di area kotak penalti.
Tottenham sendiri tak hanya bertahan. Sesekali mereka melancarkan serangan balik berbahaya, meski tidak ada tambahan gol tercipta.
Hingga peluit panjang berbunyi, skor 2-0 untuk Spurs bertahan. Hasil ini menjadi bukti nyata efektivitas strategi Thomas Frank yang mampu meredam dominasi City di kandangnya sendiri.
Dengan kemenangan ini, Tottenham memuncaki klasemen sementara Premier League dengan enam poin dari dua laga, unggul produktivitas atas rival-rival terdekatnya.
Para pendukung Spurs jelas menyambut kemenangan ini dengan penuh optimisme. Mereka berharap awal sempurna ini bukan sekadar fase “bulan madu” bersama pelatih baru, melainkan awal dari proyek panjang yang bisa membawa klub lebih kompetitif dalam perebutan gelar.
Sementara itu, kekalahan ini menjadi tamparan bagi Manchester City yang dituntut segera bangkit. Guardiola diprediksi akan melakukan evaluasi besar, terutama pada lini belakang dan penyelesaian akhir timnya.
Pertanyaan kini muncul: mampukah Thomas Frank menjaga momentum luar biasa ini hingga pertengahan musim? Atau Tottenham hanya sekadar pembuat kejutan di awal kompetisi? Waktu yang akan menjawab, namun untuk saat ini, London Utara boleh berbangga. (*/rom)
















