Bermain padel juga diÂyakini mampu mengurangi stres. Hal ini diperkuat oleh hasil riset dalam jurnal Social Science and Medicine berjudul Better Together: How Group-BaÂsed Physical Activity Protects Against Depression (2021), yang menjelaskan bahwa olahraga berbasis kelompok efektif dalam melindungi seseorang dari depresi serta meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.
Meski menawarkan baÂnyak manfaat, padel juga memiliki risiko cedera jika dilakukan dengan teknik yang kurang tepat. Beberapa risiko yang umum terjadi antara lain, Ankle Sprain (cedera pergelangan kaki) akibat gerakan memutar tiba-tiba saat mendarat.
Kemudian, Tendinitis, biasanya di bahu atau siku, karena pukulan berulang. Cedera lutut, seperti jumÂper’s knee, akibat hentakan atau perubahan arah menÂdadak. Ketegangan otot, terutama pada betis, paha depan, dan hamstring, karena akselerasi atau perlambatan cepat. Cedera pergelangan tangan akibat pukulan keras atau genggaman raket yang dilakukan berulang.
Mengutip Siloam Hospital, pemain padel wanita cenderung lebih rentan mengalami ketegangan otot, terutama di bagian tubuh atas. Faktor tambahan seperti stres tinggi dan pola makan yang tidak sehat juga dapat memperbesar risiko cedera.
Dengan segala manfaat dan tantangannya, padel kini dipandang sebagai olahraga alternatif yang bukan hanya menyehatkan, tetapi juga meÂnyenangkan dan membaÂngun kebersamaan. Tak heran, lapangan padel mulai bermunculan di sejumlah kota besar di Indonesia. (*/rom)




















