Menurut Efriyeni, capaian ini melalui proses panjang, termasuk tiga kali Transmission Assessment Survey (TAS) pada 2018, 2021, dan 2024, dengan hasil konsisten nihil kasus. “Itu artinya rantai transmisi sudah terputus total,” ujarnya.
Selain filariasis, Padang Pariaman juga berhasil menekan frambusia—infeksi kulit, tulang, dan sendi akibat bakteri Treponema pallidum pertenue. Penyakit yang sering menyerang anak-anak di wilayah tropis ini berhasil dieliminasi melalui program pengobatan massal berbasis antibiotik azithromycin serta surveilans berlapis.
“Hasil uji serologis dan investigasi lapangan mengonfirmasi tidak ada kasus baru. Keberhasilan ini penting karena frambusia sangat mudah menular di komunitas padat,” kata Efri Yeni.
Keberhasilan Padangpariaman mempertegas bahwa eliminasi NTDs bisa dicapai dengan kolaborasi, disiplin, dan intervensi berbasis bukti ilmiah. “Penghargaan sejati bukanlah kertas sertifikat, melainkan lahirnya generasi baru yang tumbuh sehat tanpa ancaman penyakit filariasis dan frambusia,” pungkas Bupati John Kenedy Azis (efa)
















