“Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 yang dirilis Mei 2025, prevalensi stunting di Kabupaten Pasaman mencapai 29,1 persen, hanya turun 0,3 persen dari tahun sebelumnya,” jelas Parulian Dalimunthe.
Dikatakan Parulian Dalimunthe angka ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata Sumatera Barat sebesar 24,9 persen dan nasional 19,8 persen.
“Karena itu diperlukan strategi nyata dan terukur agar Pasaman bisa mencapai target zero stunting,” jelasnya.
Di samping itu Parulian Dalimunthe juga menambahkan bahwa Rakor ini bertujuan menyamakan persepsi antar stakeholder, menyusun rencana kerja, serta rencana aksi yang lebih cepat, terukur, dan konvergen terkait dengan penurunan angka stunting. Jelasnya.
Kepala DP3AP2KB Pasaman Furqan dalam laporannya menyampaikan Rakor tersebut diikuti oleh sekitar 150 peserta, terdiri dari unsur OPD, Ketua TP-PKK, Ketua GOW, Camat, Wali Nagari, TPPS Nagari, kepala puskesmas, koordinator balai penyuluh KB, serta kader Tim Pendamping Keluarga (TPK). Narasumber berasal dari Dinas Kesehatan, Bappeda, dan DP3AP2KB Kabupaten Pasaman, dengan sumber pendanaan dari BOKB pada DPA DP3AP2KB Tahun 2025.(ped/rel)
