“Bung Hatta dihormati karena pemikirannya yang kaya untuk kemajuan koperasi dan kesejahteraan rakyat. Diharapkan lebih banyak pihak memahami dan menerapkannya demi persatuan dan kemajuan bangsa,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, menegaskan, momentum 123 Bung Hatta, bukan hanya seremonial, namun memiliki makna mendalam, bahwa Bukittinggi sebagai kota kelahiran Bung Hatta dan menjadi saksi sejarah kemerdekaan Indonesia. Pemko Bukittinggi sendiri berupaya untuk mengembalikan kembali nilai sejarah itu, sehingga Bukittinggi sebagai kota perjuangan, dapat dijadikan sebagai Daerah Khusus di Indonesia.
Dengan hadirnya Bukittinggi Orchestra diinisiasi DPC PAPPRI bersama YPBH bersama musisi berpengalaman dan akademisi ISI Padang Panjang, tentu menjadi sebuah kebanggan bagi Bukittinggi. Wawako juga mengapresiasi peran penyanyi lokal berprestasi, termasuk music director Muhammad Dery, yang diharapkan menginspirasi generasi milenial melalui musicpreneur.
“Bung Hatta adalah teladan dalam bekerja dan berbuat untuk masyarakat. Melalui acara ini, semangat perjuangannya kita kenalkan kembali kepada anak didik lewat pelajaran dan lagu perjuangan,” katanya.
Pagelaran Bukittinggi Orchestra menampilkan lagu ‘Nyiak Hatta’ ciptaan Edi Elmitos, serta lagu nasional seperti ‘Syukur’, ‘Bung Hatta’ dan ‘Rayuan Pulau Kelapa’. Pertunjukan ini dibawakan oleh musisi profesional, akademisi, dan penyanyi berprestasi asal Bukittinggi. (pry)
















