BANDUNG, METRO–Semen Padang FC harus mengakui keunggulan Persib Bandung dengan skor 0–2 pada laga perdana BRI Super League 2025–2026 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (9/8) malam. Meski hasil di Bandung itu tak sesuai harapan, Kabau Sirah enggan larut dalam kekecewaan.
Dua gol Maung Bandung dicetak David da Silva di babak pertama dan Febri Hariyadi di penghujung laga.
Kemenangan ini menempatkan Persib di puncak klasemen sementara dengan tiga poin. Tim juara bertahan ini unggul selisih gol dari Borneo FC dan PSIM Yogyakarta. Sebaliknya, Semen Padang FC harus puas berada di posisi terbawah.
Dalam pertandingan tersebut, Semen Padang sebenarnya unggul dalam penguasaan bola dengan catatan 59 persen berbanding 41 persen milik Persib. Namun, efektivitas serangan menjadi masalah besar karena mereka hanya mampu melepaskan satu tembakan tepat sasaran.
Sebaliknya, Persib yang tampil lebih efisien mampu mencatat tujuh tembakan on target sepanjang laga. Keunggulan ini menjadi pembeda yang akhirnya membawa tiga poin bagi tim asuhan Bojan Hodak tersebut.
Pelatih Semen Padang, Eduardo Almeida, tak menampik timnya kesulitan membongkar pertahanan Persib.
Menurutnya, meski penguasaan bola sempat berada di tangan mereka, koneksi untuk menembus sepertiga akhir lawan belum berjalan maksimal.
“Kita tahu pada pertandingan ini kita main melawan tim kuat dan mereka juga bermain di kandang sendiri. Di babak pertama saat kita tidak mampu menguasai bola, kita main positif,” ujar pelatih asal Portugal itu dikutip dari I.League, Minggu (10/8).
“Dan saat kita mampu menguasai bola, justru kesulitan menciptakan koneksi untuk mencapai sepertiga terakhir Persib.”
Eduardo Almeida, menilai kekalahan timnya bukan karena kurangnya semangat atau kerja keras, melainkan akibat kesulitan memanfaatkan peluang di area sepertiga akhir lapangan.
Menurutnya, meski para pemain mampu menjaga keseimbangan permainan dan bertahan cukup rapat di babak pertama, mereka gagal memberikan ancaman berarti ke gawang Persib. “Kami punya beberapa momen bagus, tapi ketika masuk ke area sepertiga akhir, kami kehilangan ketajaman. Inilah yang membuat kami kesulitan mencetak gol,” ujar Almeida usai pertandingan.
Memasuki babak kedua, pelatih asal Portugal itu melakukan sejumlah perubahan komposisi pemain untuk meningkatkan intensitas serangan.
Hasilnya, permainan Kabau Sirah sempat lebih hidup dan beberapa kali mencoba membongkar pertahanan Persib. Namun, strategi itu juga membuka celah di lini belakang.
Risiko tersebut terbayar mahal di menit-menit akhir, ketika Febri Hariyadi memanfaatkan ruang kosong untuk menggandakan keunggulan tuan rumah. Gol di menit ke-90 itu sekaligus memupus peluang Semen Padang untuk mengejar ketertinggalan.
















