“Kami bangga dapat mendampingi BRI sebagai ESG coordinator dalam merancang Social Finance Framework yang kredibel dan selaras dengan standar internasional,” ujar Anthonius Sehonamin, Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia. “Kolaborasi ini mencerminkan komitmen kami sebagai mitra tepercaya untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutan, dengan memperluas akses pembiayaan inklusif dan mendorong dampak sosial yang nyata bagi masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan misi Bank DBS Indonesia sebagai bank yang purpose-driven dan berfokus pada pembangunan yang berkelanjutan.”
Penerbitan social bond ini dilakukan lewat skema Penawaran Umum Berkelanjutan dengan metode bookbuilding. DBS Vickers Sekuritas Indonesia juga berperan penting dalam menjembatani BRI dengan investor, termasuk investor ESG yang berfokus pada dampak sosial dan keuangan inklusif.
Obligasi sosial tersebut, yang diterbitkan pada Februari 2025, bertujuan untuk mendukung berbagai proyek yang memperluas akses keuangan dan pemberdayaan ekonomi di Indonesia. Social Finance Framework BRI ini dinilai telah sesuai dengan Social Bond Principles (SBP) dari ICMA 2023 dan Social Loan Principles (SLP) dari LMA/LSTA/APLMA 2023.
Terus Dorong Pembiayaan Hijau di Indonesia
Bank DBS Indonesia secara konsisten mendorong agenda pembiayaan berkelanjutan melalui beragam inisiatif dan produk keuangan hijau. Pada 2024, total portofolio keuangan berkelanjutan yang dikelola mencapai Rp6,6 triliun, naik hampir 9,34% dibanding tahun sebelumnya.
DBS Vickers Indonesia juga memperkuat komitmen tersebut melalui perannya dalam sejumlah penerbitan obligasi sosial, termasuk untuk PT Pegadaian dan PT Sarana Multigriya Finansial, yang bertujuan membuka akses pembiayaan mikro bagi pelaku usaha kecil serta kelompok berpenghasilan rendah. Total nilai transaksi obligasi sosial DBS Vickers Indonesia sepanjang 2024 tercatat mencapai SGD352,9 juta—melonjak 726,5% dari tahun sebelumnya.
Bank DBS Indonesia juga menjadi mitra strategis dalam berbagai proyek hijau. Salah satunya melalui kolaborasi dengan ADB dan ACFP dalam penyediaan dana hijau sebesar USD15 juta untuk PT TBS Energi Utama Tbk guna mendorong adopsi kendaraan listrik roda dua melalui anak usahanya, Electrum. Proyek ini juga mendukung pembangunan jaringan infrastruktur penukaran baterai nasional.
Selain itu, Bank DBS Indonesia terlibat dalam proyek pembangunan pabrik Waste-to-Energy (WTE) senilai USD100 juta, berperan sebagai Mandated Lead Arranger dan pemberi pinjaman. Fasilitas pembiayaan ini dilengkapi dengan layanan agen jaminan dan agen fasilitas. (jpg)
















