Setiap santri dibekali buku kontrol hafalan yang akan diparaf oleh orang tua setiap kali anak menyetorkan hafalannya, dengan target harian minimal tiga baris.
Metode menghapal lainnya yang diterapkan di rumah tahfid ini juga seperti tasbih, mendengarkan, hingga muraja’ah secara bersama. Meski demikian, menurut Amrizal, metode yang paling efektif tetaplah muraja’ah. “Macam-macam cara kami pakai, karena karakter anak itu beda-beda. Tapi yang paling efektif tetap muraja’ah,” imbuhnya.
Yang paling menarik, pendekatan menghafal juga menyesuaikan dengan karakter dan kesukaan anak. Ada yang senang menghafal dari bagian belakang, ada juga yang sebaliknya. Hal ini dipercaya membuat proses hafalan jadi lebih menyenangkan dan bermakna.
“Kalau anak menghafal sesuatu yang dia sukai, itu cepat masuk. Tapi kalau dia tidak suka, biarpun dipaksa, akan sulit,” paparnya.
Adapun Lomba Cerdas Quran ini dilaksanakan selaa tiga hari, Rabu-Jumat (6-8). Pelaksanaannya dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten bersama dengan Padang TV. Penyelenggaraan lomba ini menjadi salah satu bentuk penghargaan sekaligus penyemangat bagi para penghafal Al-Qur’an muda. Pemerintah berharap lewat program Satu Jorong Satu Rumah Tahfidz ini, semangat cinta Al-Qur’an bisa tumbuh merata hingga pelosok nagari. (ped/rel)
















