Menurutnya, keberadaan pesantren besar seperti Thawalib dan Diniyyah yang berdampingan dengan sekolah Kristen Fransiskus menjadi bukti nyata harmoni antarumat beragama. “Di sini, ada anak Minang, anak Batak, anak Jawa, Tionghoa, semuanya hidup rukun dan damai. Inilah kekayaan kita, dan tugas kita adalah menjaganya. Kerukunan adalah fondasi kemajuan,” lanjutnya.
Hendri juga menitipkan pesan kepada para pelajar dan peserta apel, agar terus menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan perbedaan.
“Jangan pernah ada pelarangan dalam beribadah sesuai kepercayaan kita. Sampaikan kepada keluarga dan saudara kita, bahwa menjaga kerukunan adalah tanggung jawab bersama,” ucapnya.
Tak lupa, Hendri juga menyampaikan harapan kepada para guru agar mendidik siswa menjadi generasi emas yang akan membawa masa depan lebih baik bagi bangsa dan daerah. “Padang Panjang harus menjadi contoh. Kota kecil dengan kerukunan yang besar. Kita, pelajar Padang Panjang, siap menjaga kerukunan. Tetap satu dalam Persatuan Indonesia. Damai Indonesia, Hebat Indonesia,” pungkasnya. (rmd)




















