Wakil Wali Kota juga menegaskan Wali Kota Bukittinggi memiliki cita-cita besar untuk menjadikan kota ini sebagai Kota Perjuangan. Hal itu bukan tanpa alasan.
“Banyak sejarah yang lahir dari Bukittinggi, yang bisa dituliskan dengan tinta emas sebagai bagian perjuangan kemerdekaan Indonesia,” ujarnya.
Setelah proklamasi, Bukittinggi menjadi pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), yang berlangsung sejak 1 Desember 1948 hingga 1 Juli 1949.
“Semangat sejarah perÂjuangan inilah yang ingin kami lanjutkan. Kita jadikan identitas kota ini bukan hanya sebagai kota kreatif, tapi juga kota perjuangan berlandaskan nilai sejarah, budaya dan semangat masyaÂrakatnya,” tutupnya.
Kegiatan ini diikuti oleh Sekretaris Deputi 6 ICN Pontianak, Direktur Jejaring ICN Ternate, Semanggi Tanggerang, Jejaring Kolektif Semarang Serasi, Direktur Organisasi ICN Tangerang Selatan, Tangsel Creative Foundation, Kanot Bu Aceh, Maluku Creative Forum, Sultra Creative Forum, Jakarta Utara Kreatif, Bukittinggi Creative Network, serta sejumlah penggiat Kreatif di Kota Bukittinggi. (pry)




















